Monday, February 10, 2020

Pertemuan Terakhir Bung Karno dan Inggit Garnasih


Genap 10 tahun Inggit tinggal di rumah mungil itu. Inggit sudah terbiasa menerima tamu yang datang silih berganti, untuk mengobrol dengannya atau sekadar membeli jamu dan bedak. Namun, hari itu berbeda. Ratna Djuami memberi tahu bahwa ada tamu penting yang datang, sehingga Inggit diminta menggunakan pakaian yang sudah dipilihkannya.

Ketika pintu depan dibuka, Inggit tertegun sejenak melihat mantan suaminya berdiri di hadapannya. "Koes ..." "Nggit ..." Hanya sepatah kata itu yang keluar dari mulut keduanya, lalu terdiam lama. "Sakit apa Nggit?" kata Soekarno memecah kesunyian. "Ah Nggit tidak apa-apa, biasa sakit rakyat. Sebentar juga sembuh," jawab Inggit dengan segera.

Selama satu jam keduanya melepas rindu yang membelenggu, saling menautkan ingatan yang telah berubah menjadi kenangan, saling membebaskan kesalahan menjadi pemaafan. Sebelum pamit, Soekarno menyempatkan diri memohon doa Inggit. "Baiklah Koes, Inggit doakan agar Koes berhasil memimpin bangsa dan negara kita. Nggit titip, Koes kuat, teguh iman dan selamat. Tapi Inggit minta, walaupun Koes kini duduk di kursi gading, jangan sampai lupa daratan. Ingat, masih banyak yang harus dikerjakan. Rakyat belum makmur. Masih banyak rakyat yang kelaparan dan tidak mempunyai tempat berteduh. Anak-anak masih banyak yang telanjang dan tidak dapat bersekolah. Padahal sekolah itu penting untuk kemajuan bangsa," sejenak Inggit menghela napas.

Lanjutnya, "Ini baju yang Koes pakai merupakan pemberian rakyat. Istana dan mobil yang Koes nikmati, juga dari rakyat. Makanya jangan sesekali Koes lupa pada rakyat. Meski jauh, Inggit akan tetap berdoa untukmu." Tak terasa air mata menetes pada orang-orang yang menyaksikan peristiwa mengharukan itu.


________________
Foto:
Pertemuan terakhir antara Soekarno dan Inggit tahun 1960.
Sumber Foto:
Arsip keluarga Inggit Garnasih
Sumber cerita:
Tito Zeni Asmarahadi (Cucu Inggit Garnasih)
Sumber buku:
Lily Martin. (1992). Kisah Cinta Inggit & Bung Karno. Jakarta: PT Pijar Fandra Gemilang.

Load comments